Pengikut

Minggu, 19 Februari 2017

Berbeda

Ada orang yg dari awal memutuskan satu tujuan dan sepenuh hidupnya digunakan untuk memperoleh tujuan itu. Ketika tujuan telah ia peroleh. Hidup baginya telah selesai.

Ada pula orang yg tak menentukan tujuan apapun, namun ketika ia berada di satu jalan dan ia merasa nyaman. Ia berupaya untuk mempertahankan jalan itu sehingga sepenuh hidupnya dilalui di sana. Hidup selesai di jalur yang membuatnya nyaman.

Sementara itu ada pula orang yang tak memiliki tujuan dan menjalani hidup dengan tanpa tujuan. Baginya hidup adalah improvisasi. Menikmati pertemuan-pertemuan tak terduga, berjalan, berlari tanpa arah, lelah, dan kadang surut, semua itu ia jalani dengan setia. Semata-mata hanya untuk menjalani dan menjalani hidup.

Saya tetiba teringat tokoh dalam satu cerita yang hidup mengembara ke penjuru negeri. Dari pulau jawa menuju Sriwijaya lalu semakin ke atas hingga sampai di Tiongkok dan menelusuri jalan sutra menuju lembah-lembah di negeri Tibet untuk kemudian kembali lagi ke pulau Jawa. Hidup baginya adalah perjalanan, pertemuan;perpisahan, menjalani dan menjalani. Meski demikian, ia tidak pernah melepas tujuan pribadi untuk senantiasa belajar dan belajar. Baginya manusia sejati ialah ia yang selalu rendah hati dihadapan kenyataan. Ia, kesejatian hidup, kebenaran, merupakan proses pergulatan dan pencarian yang tidak pernah berakhir. Termasuk pula tujuan hidup dan kehidupan itu sendiri, baginya Ialah pergulatan dan pencarian yg tiada pernah ada akhir. Memutuskan satu dan menganggapnya sebagai kebenaran adalah kesalahan tak termaafkan.

Yang Ia tau ialah bahwa manusia memiliki tugas untuk membuka tempurung kepalanya seluas-luasnya melalui perjalanan dan pembacaan. Dengan terbuka ia semakin mendalami hidup. Hidup untuk memahami hidup. Bukan hidup untuk memburu hidup.

1 komentar: