Pengikut

Minggu, 15 Januari 2017

Dibalik Sebuah Awan

Siang ini mentari tertutup malu, awan mulai bersedih semua nampak berubah menjadi biru pesat namun tidak turun hujan atau bahkan rintihan tangisan nya tidak terlihat sama sekali.

Aku yang meratapi di balik jendela kamar ku, yang hanya berukuran kecil nampak seperti gudang: berantakan, kusam, dan kumuh.

Pertanyaan itu hadir, entah mulai dan tahu dari mana seakan-akan memerhatikan ku yang kini menatap nya tanpa memikirkan hal bising yang menggerumuh.

"Kamu tahu ada apa dibalik awan?" Tanya nya.

"Tidak tahu, memang kenapa?" Tanya ku balik

"Coba tutup mata mu, fikirkan hal apa saja yang telah aku lakukan di waktu yang lalu dan apa udah membuat orang tua mu bangga atau justru kebalikannya? Coba kamu renungkan." Sahut nya sambil memainkan biola yang ia pegang sejak tadi

Aku terdiam kaku, badan ku seakan membeku. Semua nampak menyakitkan, kekesalan ku sudah tak bisa dibendung. Sekarang kembali pertanyaan-pertanyaan pada diriku dan untuk diriku bermunculan entah dari mana asal nya. Setelah aku membuka kelopak mata ku, ia sudah pergi meninggalkan ku dan biola nya... Kemana ia?

Aku mencari nya sambil  berlari terlirih-lirih.

"Kemana dia......."

Ternyata dia meninggalkan surat yang menempal di belakang sudut biola nya.

Surat itu berisi.

"Bahwa sesungguhnya fase bodoh yang telah  kamu pilih itu membuat orang tua mu haus akan kesedihan, bukan haus akan prestasi yang akan kamu raih. Tatap awan diatas sana, kamu langkahkan dan lompati, setelah itu kamu akan menemukan jati diri kamu dan kemana kamu akan pergi. Ini bukan sebuah ilusi yang di buat John Lenon untuk menciptakan lagu Yesterday tapi ini sebuah akar yang di siram akan menjadi pohon tinggi lebat dan banyak buah yang bergantung di atas sana untuk diambil dan di makan oleh orang banyak"...

Aku termenung, dan berjalan kearah sana..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar