Pengikut

Senin, 23 Januari 2017

Penantian Sia-sia

Waktu sudah menunjukkan 15.00 WIB, Fazrin tak sabar untuk menjemput kekasihnya. Ia bernama Dewi, lagi-lagi Fazrin gelisah dan lebih memilih tertidur untuk mematikan rasa kegelisahan yang ia rasakan. Saat itu adzan berkumandang, memang sudah masuk sholat ashar, meskipun pria berjenggot dan berbadan kekar itu gelisah karena rasanya ingin berprotes pada detik yang lama sekali menyampaikan pesan pada menit dan menit yang mendistribusikan melalui jam nampaknya ia merasa tidak terkendali dan langkahnya ia torehkan menuju mesjid dekat rumahnya untuk memedamkan amarah yang timbul sejak tadi. Sampai pada akhirnya... Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, pertanda Fazrin harus menuju ke pusat perbelanjaan yang mewah dan megah serta terkenal di kota itu yang menjadi tempat Dewi (kekasihnya). Nampak mimik Fazrin berubah riang, hingga hanya membutuhkan beberapaa menit sekitar 15menit ia sampai dan menunggu di depan pusat perbelanjaan itu yang tanpa kesunyian sama sekali. Waktu masih menunjukkan 8.15 sedangkan kekasihnya pulang tepat pukul 10 malam betapa setianya pria ini pada kekasihnya. Detik,menit, dan jam menjalakan tugasnya dengan rapih mereka berkontribusi dengan cepat, sampai Fazrin menengok jam dindingnya yang sudah menunjukkan jam 10 lalu mengirim pesan ke Dewi
"Sayang aku sudah di depan ya." Tegurnya.

"Oke, tunggu sebentar ya aku ganti baju dulu." Jawab Dewi

Waktu berlalu begitu saja.

"Sayang, dimana? Kok lama sekali?" Sahut Fazrin

"Kayanya aku gak bisa bareng kamu deh, soalnya teman ku mau menginap dirumah ku dan dia bawa motor." Jawab Dewi

"Kok?"

"Iya maaf banget ya sayang..."

Fazrin hanya mengelus dada dan langsung meninggalkan pusat perbelanjaan itu lalu menuju kerumahnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar