Lampu kuning menyala, satu mobil
di depan menambah kecepatan sebelum lampu merah menyala. Di tempat
penyebrangan, sinyal berbentuk orang-orangan menyala hijau. Orang-orang yang
menunggu mulai menyebrang jalan, menapaki garis-garis putih yang dicatkan ke
permukaan aspal hitam yang tak ada kemiripannya sama sekali dengan zebra.
Namun, itulah julukannya. Para pengendara mobil menahan kakinya yang tak sabar
pada kopling, membiarkan mobil mereka siap siga; maju, mundur, serupa kuda yang
mampu mengendus kelebat cambuk yang segera di sabetkan. Para pejalan kaki yang
baru selesai menyebrang, tapi nyala lampu yang membolehkan mobil-mobil melaju
akan tertunda beberapa detik. Sejumlah orang bersikeras bahwa penundaan ini,
meski tampaknya amat spele, hanya perlu dilipatgandakan oleh ribuan lampu
pengatur lalu lintas yang ada di kota dan perubahan berturut-turut tiga
warnanya untuk menghassilkan salah satu penyebab paling serius terjadinya
kemacetan lalu lintas. Istilah mutakhirnya, sumbatan leher botol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar